PENGANTAR MANAJEMEN
“PERENCANAAN”
DISUSUN OLEH
“KELOMPOK 1”
NAMA : Dedi
Kusnadi NIM : 171010507561
NAMA : Kasnoto NIM : 171010500655
NAMA : Umar
Fadil NIM : 171010500658
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2018
Puji syukur kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan Inayah-Nya terutama nikmat sehat
dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Pengantar Manajemen tentang Perencanaan ini, sholawat serta
salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad Saw
yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen di program studi Manajemen
pada Universitas Pamulang Tangerang Selatan. Selanjutnya penulis mengucapkan
terimah kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen sekaligus pembimbing mata
kuliah Pengantar Manajemen.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.
Tangerang Selatan, Maret 2018
Penulis.
DAFTAR ISI ii
PENUTUP 15
B. Saran 15
Setiap organisasi perlu
melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan
produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan
dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi,
perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi
lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam
era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang
rasional dan sistematis dan bukan hanya dengan firasat (dugaan).
Pokok
pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan
menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai
jenis.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan
Berdasarkan pada latar belakang diatas
maka penulis meruskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep
sidasar perencanaan ?
2. Bagaimana proses penyusunan
perencanaan ?
3. Apa saja jenis-jenis
perencanaan ?
4. Bagaimana teori
perencanaan itu ?
5. Bagaimana efektifitas
perencanaan ?
6. Bagaimana model
perencanaan rasional ?
Tujuan penulisan
makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen, namun tujuan penulisan makalah ini secara khusus adalah sebagai
berikut:
1. Konsep sidasar
perencanaan.
2. Proses
penyusunan perencanaan.
3. Jenis-jenis
perencanaan.
4. Teoro
perencanaan.
5. Efektifitas
perencanaan.
6. Model
perencanaan rasional.
Makalah ini disusun
agar dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan
masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis, seluruh
kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah
ini, dan
2. Pembaca, makalah ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam
menambah wawasan pembaca.
1.
Pengertian perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tidak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana
informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak
tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota
korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana
itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Untuk mengetahui dan memahami hakekat
perencanaan, maka kita perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di
antaranya :
a.
George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang
akan datang yang sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b.
Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk
menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan
program.
c.
W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan
mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum
kegiatan dilaksanakan.
d.
Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan
di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan
dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara efektif
dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo dalam Lembaga
Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut Perencanaan pada
asasnya berkisar pada dua hal :
a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai
tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas
dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan di antara cara-cara alternatif yang
efesien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk
penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan
cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu
yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2. Tujuan perencanaan
Setiap kegiatan
organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai dengan
tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.
Albert Silalahi (1987:
167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk
mengantifikasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
b. Perencanaan memberikan pengarahan (direction)
kepada administrator-administrator maupun non-administrator.
c. Perencanaan juga dapat menhindari atau
setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful)
pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan
standar-standar yang akan digunakan untuk memudahkan pengawasan.
3. Fungsi-fungsi perencanaan
Sejalan dengan apa
yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi dari planning itu
sendiri, yaitu:
a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran,
sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha
yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya. Misalnya
seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta api. Di sini
Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan perencanaan atau alat
mencapai sasaran tersebut.
b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.
Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu
tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman,
pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya. Misalnya seorang
pilot terbang melintasi Samudera tanpa mengetahui apakah ia ingin menuju ke
Inggris, Belanda atau Australia, maka ia akan berada di dalam ketidak-pastian.
c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan
material.
Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai
apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain,
apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita
tetapkan. Misalnya suatu perusahaan menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan
untuk tahun yang akan datang dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan
alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena
keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap
realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik
memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya
dan judul iklan.
d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan
yang terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan
dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik, maka
manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta aktual.
e. Kemampuan evaluasi yang teratur.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang
kita lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak
terjadi under planning dan over planning.
f. Sebagai alat koordinasi.
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena
untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi
yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah.
Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta api yang dengan tanpa adanya
koordinasi yang baik, kemungkinan akan terjadi tabrakan atau harus menunggu
terlalu lama pada simpangan-simpangan.
4. Latar belakang
lahirnya perencanaan
Suatu perencanaan lahir bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab
berupa inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal
lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber, antara lain:
a. Policy top management: puncak
pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya perencanaan karena memang
merekalah sebagai pemegang policy.
b. Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan
terkumpullah sejumlah data dan fakta yang dibuat dalam satu perencanaan baru
yang memperbaiki atau merombak yang pernah dilaksanakan.
c. Inisiatif dari dalam: planning juga
dapat lahir akibat adanya saran-saran dari pihak luar yang mungkin secara
langsung atau tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.
d. Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat
sebagai persiapan masa depan ataupun menghadapi rintangan dan hambatan yang
sewaktu-waktu bisa terjadi.
Sebelum para manajer
dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka
harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi.
Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan
akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan
perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai
kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada
tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya
jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer
pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka
sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa
variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan
organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar
dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka
panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti
peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan
secara keseluruhan.
Menurut T. Hani
Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut:
1. Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan
keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan
segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menyadari adanya peluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan
titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan
pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan
kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang
dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian
tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang
apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2. Menentukan tujuan.
Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan
menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting
harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi,
kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya,
Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang
diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis
perencanaan yang konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin
terkoordinasilah perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah
tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah
mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak
nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah
tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang
telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative
yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya
agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan
tersebut
6. Memilih satu arah
tindakan, artinya langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah
yang paling menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
Ada beberapa macam jenis perencanaan
yang ditinjau dari beberpa segi, yaitu :
1. Jenis
perencanaan menurut prosesnya
a. Policy Planning, suatu rencana yang memuat
kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum.
Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan.
Contohnya ada pada GBHN.
b. Program Planning, merupakan perincian dan
penjelasan dari pada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya
memuat, hal-hal berikut:
1) Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
2) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat
digunakan
3) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
4) Prosedur kerja yang harus dipatuhi
5) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c. Operational Planning (perencanaan kerja),
yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara
pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang
sering kali dimuat dalam perencanaan ini adalah:
1) Analisa
daripada program perencanaan
2) Penetapan
prosedur kerja
3) Metode-metode
kerja
4) Tenaga-tenaga
pelaksana
5) Waktu,
dan sebagainya
2. Jenis perencanaan menurut
jangka waktunya
a. Long Range Planning, yaitu perencanaan
jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih
dari tiga tahun
b. Intermediate Planning, yaitu perencanaan
jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga
tahun
c. Short Range Planning, yaitu perencanaan
jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3.
Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan
bagiseluruh wilayah negara
b. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang
sangatterbatas.
4. Jenis perencanaan menurut
penggunaannya
a. Single Use Planning, yaitu suatu
perencanaan hanya untuksekali pakai saja.
Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
b. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang
dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
5. Jenis perencanaan dilihat
dari segi luasnya usaha kegiatan
a. General Planning, suatu rencana yang dibuat
secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih
luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
b. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana
mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPA
6.
Jenis perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994
a. Perencanan strategis, perencanaan yang
dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan
organisasi yang lebih luas.
b. Perencanaan operasional , perencanaan yang
memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam
kegiatan sehari hari.
Berikut teori perencanaan yaitu :
1. Teori
sinopatik
Teori menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga
objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu
tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi,
identifikasi masalah, memprediksikan ruang lingkup masalah, mengklasifikasi
kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative,
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori
incemental
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan,
selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
3. Teori
transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang
transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini
berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan
mengadakan perencanaan.
4. Teori
advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari
pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional,
logis dan bernilai (advocacy mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan
teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan
kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap
minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah atau
badan pusat.
5. Teori
radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal
untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat
mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini
bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum
dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang
perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya
kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar
lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula
pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori
SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary
planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas
sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan,
maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal
dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan
teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan
pebedaannya persamaannya:
1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu
pemecahan masalah
2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama
yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3. Mempunyai beberapa persyaratan data,
keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun
dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4. Mempertimbangkan dan menggunakan
sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Sedangkan perbedaannya adalah :
1. Perencanaan sinoptik
lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan
perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi,
data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional.
Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
2. Perencanaan
incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat
bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan
perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
3. Perencanaan
transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan atau individu
melalui proses tatap muka dalamsalah satu metode yang digunakan, perencanaan
ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan
dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
4. Perencanaan advocacy
cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam
perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis
dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
5. Perencanaan Radikal seakan-akan tanpa
metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan
hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang
memepertimbangkan aturan-aturan yang ada baik akademis/metodologis
dan lembaga pemerintahan yang ada.
Perencanaan yang baik dan efektif akan
berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui
melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :
1. What (apa), Membicarakan masalah
tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.
2. Why (mengapa), Membicarakan masalah
mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut
3. Where (dimana), Membicarakan masalah
dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan
4. When
(kapan), Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
diakhiri.
5. Who
(siapa), Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
6. HOW
(bagaimana). Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang
direncanakan tersebut.
Dengan melakukan
kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program
atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang
dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai
macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain hal, sebuah
perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut
:
1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang
dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka
perencanaan tersebut bisa dijalankan.
2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga
harus memenuhi syarat komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi
aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang
tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga
dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di
perusahaan.
3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang
baik diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan
datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
4. Komitmen. Perencanaan yang baik harus
merupakan dan melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk
bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun
dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa
perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi.
5. Realistis, perencanaan yang baik perlu
memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan
sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang
dihadapi perusahaan.
Menurut Siswanto (2012:56), Perencanaan
rasional memiliki beberapa model, antara lain PERT dan CPM, Model pemrograman
Linear (Linear Programming Model), Model Biaya manfaat (cost-benefit
model), ModelMasukan-keluaran(Input-output model), serta Model
simulasi Dinamik (Dynamic simulation model). Penjelasan mengenai ini di
lakukan pada bagian berikut.
1. Model
PERT dan CPM
a. PERT
PERT adalah akronim
dari Program Evaluation and Review Techniques atau Tehnik
Evaluasi dan Peninjauan Program yaitu suatu metode perencanaan yang belum
pernah di lakukan sebelumnya dan tidak akan dilaksanakan kembali dengan cara
yang sama pada waktu yang akan datamg. PERT pertama kali dikembangkan oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat dalam kerja sama dengan Bool, Allen, dan
Hamilton, suatu perusahaan konsultan manajemen. Munculnya teknik ini
dimaksudkan untuk mengurai adanya penundaan, gangguan, dan konflik produksi,
koordinasi, dan sinkronisasi dari beberapa bagian dari keseluruhan pekerjaan.
Juga merupakan suatu metode untuk menentukan jadwal dan anggara dari sumber
sehingga suatu pekerjaan yang telah ditetapkan dapat diselesaikan secara
efesien dan efektif.
PERT yang merupakan salah satu teknik manajemen tidak dapat sepenuhnya
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para manajer. Akan tetapi, PERT
membantu seorang manajer untuk menyadari permasalahan yang dihadapinya,
pemecahan yang bersifat realistis, serta kekuatan dan kelemahannya menilai
seluruh faktor dan pertimbangannya yang berhubungan dengan keputusan yang telah
diambil.
b. CPM
CPM yaitu akronim Critical
Path Method atau Metode Jalur Kritis (MJK) adalah suatu teknik
perencanaan dan pengendalian yang digunakan dalam proyek yang memiliki data
biaya dari masa lampau. Metode jalur kritis memungkinkan seorang manajer
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan kerja lembur
seminimal mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun kerja lembur seminimum
mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun tambahan peralatan, serta tidak terkena
sanksi apa-apa apabila penyelesaian pekerjaan tersebut terlambat.
2. Model
Biaya Manfaat (cost-Benefit Model)
Model biaya manfaat merupakan metode matematis yang menunjukkan serta
mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu proyek atau program. Manfaat proyek
adalah nilai tambah hasil barang dan jasa, termasuk jasa lingkungan, yang
memungkinkan karena adanya proyek, dan biaya proyek adalah nilai tambah sumber
daya riil yang dimanfaatkan proyek.
Menurut Pearce (1978) model biaya manfaat didasarkan pada nilai yang diukur
dengan harga yang diinginkan masyarakat. Harga tersebut biasanya berbentuk
harga tersirat atau harga bayangan. Harga tersirat diperoleh dengan
menyesuaikan, dimana diperlukan, harga pasar senyatanya dan mendapatkanya dari
nilai ekonomi yang serasi dimana tidak ada pasar. Sedangkan harga bayangan
biasanya digunakan di dalam ekonomi negara berdasarkan perencanaan terpusatkan
dan negara yang sedang berkembang untuk membantu putusan alokasi sumber daya
alam.
Teknik penilaian biaya dan manfaat biasanya dilakukan melalui penilaian
terhadap manfaat dan biaya perbaikan kualitas lingkungan. Teknik penilaian manfaat
didasarkan pada penggunaan harga pasar senyatanya. Teknik ini dibagi dalam tiga
kategori besar, yaitu:
a. Langsung didasarkan pada nilai pasar atau
produktivitas;
b. Menggunakan nilai pasar barang pengganti atau
pelengkap/komplementer;
c. Pendekatan yang menggunakan teknik survei.
Selanjutnya, teknik penilaian kualiitas lingkungan dari segi biaya dapat
dibedakan dalam beberapa pendekatan, antara lain:
a. Metode pengeluaran pencegahan
Pendekatan terhadap penilaian ini pula dengan nama metode Pengeluaran
Bertahan atau Fasilitas Pelindung Diri.
b. Pendekatan biaya ganti
Biaya mengganti aktiva produktif yang rusak karena kualitas lingkungan yang
menurun atau karena praktik pengelolaan di tempat proyek yang tidak sesuai;
dapat menjadi dasar penaksiran minimum manfaat yang diperkirakan dari program
untuk melindungi atau memperbaiki kualitas lingkungan.
c. Pendekatan proyek bayangan
Pendekatan ini merupakan bagian khusus teknik biaya penggantian. Apabila
pelayanan sulit untuk dinilai dan dapat hilang karena ususlan pembangunan,suatu
peringkat alternative sering ditunjang dengan penentuan biaya ekonomi proyek
pelengkap yang dapat berupa penggantian jasa lingkungan tersebut.
d. Analisis keefektifan biaya
Tujuan kualitas lingkungan seperti sifat keindahan, fungsi ekosistem,
konsentrasi di lingkungan sekitar dari zat pencemar, atau tingkat kesehatan
masyarakat telah ditentukan, serta penyelesaian secara ekonomis efisien
diperoleh dengan meminimumkan biaya pencapaian tersebut.
3. Model Masukan-Keluaran ( Input-Output
Model)
Menurut Hufscmidt, dkk. (1983); Dixon dan Hufscmidt (1986) model ini
didasarkan pada kenyataannya bahwa dalam sistem ekonomi modern, kegiatan
produksi sangat berhubungan satu dengan yang lain. Sistem informasional masukan-keluaran
dapat membantu para pengambil keputusan dalam beberapa cara berikut:
Pertama, oleh karena model masukan-keluaran diperoleh dari sistem data yang
komprehensif pada tahun dasar tertentu, pada penciptaan model menuntut para
penganalisis untuk mendapatkan catatan historis yang tepat dan suatu susunan
yang konsisten tentang perkiraan mahzab ekonomi. Hal ini akan mengarah pada,
pemantauan, perkiraan, dan pengumpulan data yang sistematis dan memberikan
desain dasar memperoleh hasil.
Kedua, segera setelah model diciptakan maka model tersebut dapat dipakai
untuk mensimulasikan skenario pembangunan ekonomi yang berbeda. Untuk membangun
skenario seperti itu, serangkaian permintaan akhir yang bersifat eksogen
diasumsikan untuk waktu yang akan datang. Seperti periode waktu, dengan
rangkaian permintaan akhir yang diasumsikan memiliki hubungan dengan
serangkaian stimulan dan serangkaian penyelesaian variabel ekonomi dan kualitas
lingkungan.
Ketiga, dengan mengubah pola permintaan akhir dan hubungan struktural dalam model,
berbagai pilihan yang berbeda bagi kasus pembangunan ekonomi, buangan sisa, dan
kualitas lingkungan sekitar dapat diciptakan, membantu para pengambil keputusan
dalam memilih apa yang mereka pandang sebagai rencana pembangunan yang terbaik.
Model masukan-keluaran secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut.
4. Model Program Linear (Linear
Programming Model)
Program linear merupakan teknik analisis
kuantitatif yang mengandalkan model mate-matika atau model simbolik sebagai
wadahnya. Tahap program linear dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan
kualitas lingkungan meliputi langkah-langkah:
a. Identifikasi persoalan;
b. Perumusan dan penyusunan model;
c. Analisis model;
d. Pengesahan model; serta
e. Implementasi model dan hasil analisisnya.
f. Model Simulasi Dinamik (Dynamic
Simulation Model)
Model simulasi dinamik merupakan himpunan persamaan yang menggambarkan
sistem lingkungan ekonomi. Persamaan tersebut disusun dengan menggunakan
computer elektronik. Perilaku sistem disimulasikan secara arbitrer dengan
mengubah parameter model dan hasilnya dicatat.
Perencanaan merupakan
tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi
lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya dengan firasat (dugaan).
Dalam perencanaan
terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan
perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu
perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dalam
perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah
menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga
terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara
lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan
terhadap perubahan dan keterbatasan.
Perencanaan sangat
dikaitkan dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidaklah mudah
dibutuhkan berbagai alasan-alasan yang bisa menentukan keputusan tersebut. Dalam
merencanakan suatu keputusan semua harus berorientasi kearah yang bisa
menguntungkan satu sama lain dan harus melihat kekurangan-kekurangan yang akan
putuskan.
Sebaiknya dalam
mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan
proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah prencanaan perlu
memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan
Agnes, Y. (2014). http://semuatugass.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengantar-manajemen-perencanaan.html. Dipetik 23
Maret, 2016,
Blogger Dewi, A. D. (2011). http://annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-keputusan.
Dipetik 24 Maret, 2016
Manua, O. L. (2012). http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/10/teori-perencanaan.html.
Dipetik 24 Maret, 2016,
Blogger Meriana, F. A. (2014). https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-perencanaan-pengantar-manajemen/.
Dipetik 23 Maret, 2016,
Wordpress Nanda, Y. (2012). https://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/konsep-dasar-perencanaan/.Dipetik
24 Maret, 2016,
Wordpress Rahmadani. (t.thn.). http://rahmadaniirma.over-blog.com/2014/12/perencanaan-dasar-manajemen-umum.html.
Dipetik 24 Maret, 2016, dari 2014:
Over Blog Wikipedia. (2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
Dipetik 23 Maret, 2016,
Wikipedia Zallam, D. Z. (2013). http://dedetzelth.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-perencanaan.html .
Dipetik 23 Maret, 2016,